Salah satu hal yang dapat
mempengaruhi perkembangan kepribadian seseorang adalah jenis musik yang
didengarnya.
Kita dapat mengenal pribadi seseorang melalui jenis musik yang ia sukai
♫ Klasik
Kita dapat mengenal pribadi seseorang melalui jenis musik yang ia sukai
♫ Klasik
Bila seseorang
menyukai musik Klasik, ketenangan merupakan bagian dari dirinya. Artinya, ia
selalu tenang ketika menghadapi situasi apa pun. Hal itu disebabkan, ia bisa
mengendalikan emosi dan memperhitungkan segala sesuatu secara matang sehingga
tidak salah langkah dan menyesal.
♫ Pop
♫ Pop
Para pecinta musik Pop umumnya
menyukai kepraktisan. Ia terlihat selalu santai tetapi bukan pemalas. Ia pandai
membagi waktu. Dalam pergaulan, ia pandai menyenangkan hati orang lain.
♫ Jazz
♫ Jazz
Ciri khas pecinta jenis musik ini
romantis dan perfeksionis. Bila mengerjakan sesuatu, ia tak pernah
setengah-setengah karena selalu menginginkan hasil yang terbaik.
♫ Country
♫ Country
Bila musik favoritnya adalah
Country, itu pertanda orang tersebut memiliki jiwa petualang, menyukai
kebebasan dalam arti positif.
♫ Rock
Orang yang menggemari jenis musik ini, sifatnya keras dan egonya
besar sekali. Walau begitu solidaritas terhadap sahabat cukup tinggi.
Selain itu, ia tergolong ambisius dan ingin dianggap nomor satu..
♫ Disco
♫ Disco
Orang yang menyukai disco sifatnya periang dan humoris sehingga
membuat orang lain senang dan tertarik untuk mengobrol dengannya. Sayangnya, ia
suka hura-hura dan mata keranjang. Namun ada hal lain yang dapat membuat orang
suka kepadanya, yakni kreativitasnya yang tinggi sehingga kerap menghasilkan
ide-ide cemerlang.
Emosi adalah sebuah istilah yang sudah populer,
namun maknanya secara tepat masih membingungkan bahkan menjadi perdebatan di
kalangan ahli psikologi maupun ahli filsafat selama lebih dari satu abad.
Rumusan para psikolog tentang emosi sangat bervariasi sesuai dengan orientasi
teoretisnya yang berbeda-beda. Meskipun demikian terdapat persesuaian umum
bahwa keadaan emosional merupakan reaksi kompleks yang mengait satu tingkat
tinggi kegiatan dan perubahan-perubahan secara mendalam, serta dibarengi
perasaan yang kuat atau disertai keadaan afektif. Emosi dapat diartikan sebagai
perasaan atau afeksi yang melibatkan kombinasi antara gejolak fisiologis dan
perilaku yang tampak.
Dalam makna paling harfiah, Oxford English Dictionary
mendefinisikan emosi sebagai “setiap kegiatan atau pergolakan pikiran,
perasaan, nafsu; setiap keadaan mental yang hebat atau meluap-luap”. Daniel
Goleman (1996) menganggap emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran-pikiran
khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologis, dan serangkaian kecenderungan
untuk bertindak.
Emosi adalah perasaan psikologis yang biasanya diikuti oleh
reaksi psikologis. Emosi dapat juga diperoleh secara genetik atau dipelajari
dan emosi-emosi tersebut dapat dimanifestasikan dalam berbagai cara, seperti
dengan ekspresi wajah, nada suara, dan perilaku-perilaku yang menunjukkan emosi
tersebut. Bahkan emosi tersebut juga dapat distimulasi oleh keadaan dari luar
atau dari dalam tubuh (Sternberg, 2001).
Para ahli terus berdebat mengenai emosi mana yang benar-benar
dapat dianggap sebagai emosi primer atau bahkan mempertanyakan apakah memang
ada emosi primer semacam itu. Sejumlah teoretikus mengelompokkan emosi dalam
golongan-golongan besar, meskipun tidak semuanya sepakat tentang golongan itu.
Calon-calon utama dan beberapa anggota golongan tersebut adalah:
• Amarah: beringas, mengamuk, benci, marah besar, jengkel, kesal
hati, terganggu, rasa pahit, berang, tersinggung, bermusuhan, dan barangkali
yang paling hebat, tindak kekerasan dan kebencian patologis.
• Kesedihan: pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihani
diri, kesepian, ditolak, putus asa, dan kalau menjadi patologis, depresi berat.
• Rasa takut: cemas, takut, gugup, khawatir, waswas, perasaan
sangat takut, khawatir, waspada, sedih, tidak tenang, ngeri, sangat takut,
kecut; sebagai patologis, fobia dan panik.
• Kenikmatan: bahagia, gembira, ringan, puas, riang, senang,
terhibur, bangga, kenikmatan indrawi, takjub, rasa terpesona, rasa puas, rasa
terpenuhi, kegirangan luar biasa, senang, senang sekali, dan batas ujungnya,
mania.
• Cinta: penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati,
rasa dekat, bakti, hormat, kasmaran, kasih.
• Terkejut: terkejut, terkesiap, takjub, terpana.
• Jengkel: hina, jijik, muak, mual, benci, tidak suka, mau
muntah.
• Malu: rasa salah, malu hati, kesal hati, sesal, hina, aib, dan
hati hancur lebur.
Emotional intelligence (kecerdasan emosi) adalah
kemampuan seseorang dalam mengatur pengekspresian emosinya. Emotional
intelligence ikut serta dalam mengatur dan meregulasi emosi dalam diri
seseorang (Sternberg, 2001). Sternberg dan Salovery (Fauzi, 2008) mengemukakan
bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan mengenali emosi diri, yang merupakan
kemampuan seseorang dalam mengenali perasaannya sendiri sewaktu perasaan atau
emosi itu muncul, dan ia mampu mengenali emosinya sendiri apabila ia memiliki
kepekaan yang tinggi atas perasaan mereka yang sesungguhnya dan kemudian
mengambil keputusan-keputusan secara mantap.
Definisi kecerdasan emosi pertama kali disebutkan dalam majalah
Time edisi Oktober 1995 oleh psikolog Peter Salovey dari Universitas Yale dan
John Mayer dari Universitas Hampshire. Dalam kumpulan artikel Kompas
(Satrianingsih, 2006) disebutkan bahwa kecerdasan emosi adalah sebuah konsep
untuk memahami perasaan seseorang, memahami empati seseorang terhadap perasaan
orang lain dan memahami “bagaimana emosi sampai pada tahap tertentu
menggairahkan hidup”. Namun konsep kecerdasan emosi baru memasuki forum publik
setelah psikolog Daniel Goleman dari Universitas Harvard dalam buku “Emotional
Inteligence” (1996) menyatakan bahwa “Kontribusi IQ bagi keberhasilan seseorang
hanya sekitar 20% dan sisanya yang 80% ditentukan oleh serumpun faktor-faktor
yang disebut kecerdasan emosional”. Bambang Sujiono dan Yuliani Nurani Sujiono
(Satrianingsih, 2006) menyatakan bahwa kecerdasan emosional (EQ) adalah proses
pembelajaran yang berlangsung seumur hidup. Memang ada temperamen khusus yang
dibawa seorang anak sejak ia dilahirkan, tetapi pola asuh orang tua dan
pengaruh lingkungan akan membentuk “cetakan emosi seorang anak yang akan
berpengaruh besar pada perilakunya sehari-hari”.
Kemampuan mengelola emosi merupakan kemampuan seseorang untuk
mengendalikan perasaannya sendiri sehingga tidak meledak dan akhirnya dapat
mempengaruhi perilakunya secara wajar. Misalnya seseorang yang sedang marah
maka kemarahan itu tetap dapat dikendalikan secara baik tanpa harus menimbulkan
akibat yang akhirnya disesali di kemudian hari (Fauzi, 2008).
Kecerdasan emosional perlu dikembangkan karena hal inilah yang
mendasari keterampilan seseorang di tengah masyarakat kelak, sehingga akan
membuat seluruh potensi anak dapat berkembang secara lebih optimal (Fauzi,
2008).
Daniel Goleman (1996) melalui bukunya yang terkenal “Emotional
Intelligences (EQ)”, memberikan gambaran spectrum kecerdasan, dengan demikian
anak akan cakap dalam bidang masing-masing namun juga menjadi amat ahli.
Sebagaimana dikatakan oleh para ahli, perkembangan kecerdasan emosional sangat
dipengaruhi oleh rangsangan musik seperti yang dikatakan Gordon Shaw (Fauzi,
2008).
Musik adalah bunyi yang diterima oleh individu dan berbeda-beda
berdasarkan sejarah, lokasi, budaya dan selera seseorang. Definisi sejati
tentang musik juga bermacam-macam:
Bunyi/kesan terhadap
sesuatu yang ditangkap oleh indera pendengar§
Suatu karya seni dengan
segenap unsur pokok dan pendukungnya.§
Segala bunyi yang
dihasilkan secara sengaja oleh seseorang atau kumpulan dan disajikan sebagai
musik§
Beberapa orang menganggap musik tidak berwujud sama sekali.
Musik menurut Aristoteles mempunyai kemampuan mendamaikan hati yang gundah,
mempunyai terapi rekreatif, dan menumbuhkan jiwa patriotisme. Beberapa unsur
musik diantaranya :
a. Suara
Dalam musik gelombang suara biasanya dibahas tidak dalam panjang
gelombangnya maupun periodenya, melainkan dalam frekuensinya. Aspek-aspek dasar
suara dalam musik dijelaskan dalam tala (tinggi nada), durasi (beberapa lama
suara ada), intensitas dan timbre (warna bunyi).
b. Nada
Suara dapat dibagi-bagi ke dalam nada yang miliki tinggi nada
tertentu menurut frekuensinya ataupun menurut jarak relatif tinggi nada
tersebut terhadap tinggi nada patokan. Nada dapat diatur dalam tangga nada yang
berbeda-beda, tangga nada yang paling lazim adalah tangga nada mayor, tangga
nada minor dan tangga nada pentatonik.
c. Ritme / Irama
Ritme adalah pengaturan bunyi dalam waktu. Birama merupakan
pembagian kelompok ketukan dalam waktu. Tanda birama menunjukkan jumlah ketukan
dalam birama dan not mana yang dihitung dan dianggap sebagai satu ketukan.
d. Melodi
Melodi adalah serangkaian nada dalam waktu. Rangkaian tersebut
dapat dibunyikan sendiri yaitu tanpa iringan atau dapat merupakan bagian dari
rangkaian akord dalam waktu.
e. Harmoni
Harmoni secara umum dapat dikatakan sebagai kejadian dua atau
lebih nada dengan tinggi berbeda dibunyikan bersamaan, walaupun harmoni juga dapat
terjadi bila nada-nada tersebut dibunyikan berurutan. Harmoni yang terdiri dari
tiga atau lebih nada yang dibunyikan bersamaan biasanya disebut akord.
f. Notasi
Notasi musik merupakan penggambaran tertulis atas musik. Dalam
notasi balok, tinggi nada digambarkan secara vertikal sedangkan waktu
digambarkan secara horizontal. Musik adalah perpaduan keseimbangan antara
unsur-unsur musik. Unsur-unsur musik diantaranya suara, nada, ritme, melodi,
harmoni dan notasi. Musik menjadi bagian alami dari kehidupan. Contoh : dalam
dekapan seorang ibu, anak mendengar suara ibu melantunkan snandung yang
akhirnya membuat lelap tidurnya.
Alat musik pertama dikenal manusia berasal dari bunyi yang
dihasilkan dari bahan manusia itu sendiri. Tepukan tangan, hentakan kaki atau
pukulan tangan pada anggota badan yang lain merupakan pengiring ritmik yang
memberikan nuansa tertentu. Beberapa instrumen musik diantaranya :
a. Alat-alat musik tradisional
1. Alat musik petik
Contoh : gitar, kecapi, harpa, gambus, mandolin.
2. Alat musik gesek
Contoh : biola, rebab.
3. Alat musik tiup
Contoh : seruling, terompet.
4. 5. Alat musik pukul / perkusi
Contoh : tamborin, kolintang.
b. Alat musik modern
Contoh : piano, gitar listrik, organ, drum.
Pengaruh Musik Terhadap Kecerdasan Emosional
“Musik sangat mempengaruhi manusia”, ujar EV. Andreas
Christanday seorang musikus dalam suatu ceramah musik. “Beat mempengaruhi
tubuh, ritme mempengaruhi jiwa, sedangkan harmoni mempengaruhi roh”. Sementara
apabila hati sedang susah, mencoba mendengarkan musik yang indah, yang memiliki
irama (ritme) yang teratur. Perasaan akan menjadi lebih enak dan enteng. Bahkan
di luar negeri, pihak rumah sakit banyak memperdengarkan lagu-lagu indah untuk
membantu penyembuhan para pasiennya. Inilah bukti bahwa ritme mempengaruhi jiwa
manusia.
Untuk memastikan kedahsyatan pengaruh musik pada seseorang,
psikolog Lewis, Dember, Schefft, dan Radenhausen sengaja menyelidiki hubungan
antara musik dengan suasana hati tahun 1995. Mereka memilah musik dan juga video
dalam kategori positif dan negatif. Hasilnya, musik memiliki pengaruh besar
tapi tidak demikian dengan video. Musik dengan kategori positif menghasilkan
peningkatan suasana hati yang positif dan sebaliknya.
Empat tahun sebelumnya, T. Taniguchi, psikolog dari Universitas
Tokyo, meneliti pengaruh musik terhadap akurasi memori seseorang terhadap
kata-kata. Dalam laboratorium risetnya, ia memutar musik yang sedih dan yang
gembira, sementara dua kelompok mempelajari sebuah tulisan yang memuat kata
berkategori positif dan negatif. Hasilnya, kata yang positif diingat dengan
lebih baik saat mendengar musik yang gembira, sementara kata yang negatif
diingat lebih baik saat mendengar musik yang sedih.
Sebuah penelitian lain yang dilakukan para biarawan di Brittany
juga menunjukkan bahwa musik berpengaruh besar pada hewan. Mereka
memperdengarkan alunan musik Mozart kepada sapi-sapi di sana. Hasilnya,
sapi-sapi tersebut memproduksi susu lebih banyak debanding sapi-sapi yang tidak
mendengarkan alunan musik.
Dengan kata lain, musik yang positif akan membawa kita kepada
suasana hati yang positif dan sebaliknya. Karena itu, mereka yang bertemperamen
melankolik dan introvert misalnya, bisa memakai musik yang positif untuk
membantu seseorang lebih ceria dan ekstrovert. Sebaliknya, mereka yang
cenderung bertemperamen super aktif dan ekstrovert bisa mendengarkan lagu-lagu
bernada tenang dengan lirik yang menyiratkan kedamaian hati. Musik memang tidak
serta-merta mengubah kepribadian seseorang, tapi musik dapat membantu menciptakan
suasana hati yang tepat. Selebihnya tergantung tekad orang itu.
Kemampuan membina hubungan bersosialisasi sama artinya dengan
kemampuan mengelola emosi orang lain. Evelyn Pitcer (Fauzi, 2008) mengatakan
musik membantu remaja untuk mengerti orang lain dan memberikan kesempatan dalam
pergaulan sosial dan perkembangan terhadap emosional mereka.
Remaja, merupakan pribadi sosial yang memerlukan relasi dan
komunikasi dengan orang lain untuk memanusiakan dirinya. Remaja ingin dicintai,
ingin diakui, dan dihargai. Berkeinginan pula untuk dihitung dan mendapatkan
tempat dalam kelompoknya. Jelas bahwa individualitas dan sosialitas merupakan
unsur-unsur yang komplementer, saling mengisi dan melengkapi dalam eksistensi
remaja.
Menurut Siegel (Fauzi, 2008) ahli perkembangan otak, mengatakan
bahwa musik dapat berperan dalam proses pematangan hemisfer kanan otak,
walaupun dapat berpengaruh ke hemisfer sebelah kiri, oleh karena adanya
cross-over dari kanan ke kiri dan sebaliknya yang sangat kompleks dari
jaras-jaras neuronal di otak.
Efek atau suasana perasaan dan emosi baik persepsi, ekspresi,
maupun kesadaran pengalaman emosional, secara predominan diperantarai oleh
hemisfer otak kanan. Artinya, hemisfer ini memainkan peran besar dalam proses
perkembangan emosi, yang sangat penting bagi perkembangan sifat-sifat manusia
yang manusiawi.
Kehalusan dan kepekaan seseorang untuk dapat ikut merasakan
perasaan orang lain, menghayati pengalaman kehidupan dengan “perasaan”, adalah
fungsi otak kanan, sedang kemampuan mengerti perasaan orang lain, mengerti
pengalaman dengan rasio adalah fungsi otak kiri. Kemampuan seseorang untuk
dapat berkomunikasi dengan baik dan manusiawi dengan orang lain merupakan
percampuran (blending antara otak kanan dan kiri itu).
Kepekaan akan rasa indah timbul melalui pengalaman yang dapat
diperoleh dari menghayati musik. Kepekaan adalah unsur yang penting guna
mengerahkan kepribadian dan meningkatkan kualitas hidup. Seseorang memiliki
kepekaan yang tinggi atas perasaan mereka maka ia akan dapat mengambil
keputusan-keputusan secara mantap dan membentuk kepribadian yang tangguh.
Proses mendengar musik merupakan salah satu bentuk komunikasi
afektif dan memberikan pengalaman emosional. Emosi yang merupakan suatu
pengalaman subjektif yang inherent terdapat pada setiap manusia. Untuk dapat
merasakan dan menghayati serta mengevaluasi makna dari interaksi dengan
lingkungan, ternyata dapat dirangsang dan dioptimalkan perkembangannya melalui
musik sejak masa dini.
Campbell (Fauzi, 2008) dalam bukunya efek Mozart mengatakan
musik romantik (Schubert, Schuman, Chopin, dan Tchaikovsky) dapat digunakan
untuk meningkatkan kasih sayang dan simpati.
Musik digambarkan sebagai salah satu “bentuk murni” ekspresi
emosi. Musik mengandung berbagai contour, spacing, variasi intensitas dan
modulasi bunyi yang luas, sesuai dengan komponen-komponen emosi manusia.
No comments:
Post a Comment